PKI MADIUN 1948
Waktu
: 1948,
dengan memproklamasikan berdirina Negara Republik Soviet Indonesia
Sebab
: Hasil
kesepakatan Renville menguntungkan Belanda
Pemimpin : Muso
Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak Rakyat untuk menentukan
sikap untuk memilih Sukarno-Hatta atau Mus gerakan operasi Militer I dan
melakukan pembridelan terhadap beberapa surat kabar berhaluan komunis
Hasil
: Seluruh
kekuatan pemberontak dapat ditumpas dan kota Madiun dapat direbut
B. DI/TII
1. JAWA BARAT
Waktu
: 14 Agustus 1947
Latar
belakang : Tidak sejalan dengan
pemerintah RI ketika terjadi perundingan Renville yang dianggap merugikan
pemerintah Indonesia
Pemimpin
: Sekarmaji Maridjan
Kartosuwiryo
Cara penumpasan: Melakukan Operasi Militer
taktik pagar besi menggunakan ratusan ribu
tenaga rakyat untuk mempersempit ruang gerak
Hasil
: Pada tanggal 4 juni 1962
kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung beber oleh pasukan
siliwangi
AWA TENGAH
Waktu
: 23
Agustus 19
Latar belakang : Mengurus penggabungan laskar
– laskar masukke dalam TNI
Pemimpin
: Amir
Fatah
Cara penumpasan : Pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut
dengan bintang raiders
Hasil
: Akhirnya
dilakukan operasi guntur pada tahun 1954 gerombolan dapat dicerai Beraikan
SULAWESI SELATAN
Waktu
: 30
April 1950
Latar
belakang : Banyak pemuda sulawesi yg
tergabung dalam PRI sulawesi ikut bertempur untuk mempertahankan kota
Surabaya
Pemimpin
: Kahar Muzakar
Cara penumpasan : Dilakukan penyergapan oleh pasukan TNI dan
Hasil
: Kahar Muzakar tertembak mati
SULAWESI SELATAN
Waktu
: 30
April 1950
Latar
belakang : Banyak pemuda sulawesi yg
tergabung dalam PRI sulawesi ikut bertempur untuk mempertahankan kota
Surabaya
Pemimpin
: Kahar Muzakar
Cara penumpasan : Dilakukan penyergapan oleh pasukan TNI dan
Hasil
: Kahar Muzakar tertembak mati
5. KALIMANTAN SELATAN
Waktu
: Oktober 1950
Latar belakang :Terjadi pemberontakkan kesatuan
masyarakat tertindas
Pemimpin
: Ibnu
Hajar
Cara mengatasi : Melakukan gerakan Operasi militer ke
Kalimantan selatan
Hasil
: Pada
tahun 1954 ibnu hajar di tangkap dan di hukum mati pada 22 maret 1955Dipimpin
oleh
Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya
bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan
anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan
pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.
C. APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Raymond
Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar pemerintah RIS dan negara
Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara
Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.
D. ANDI AZIS
Waktu
: 5
Januari 1950
Latar
: belakang
Menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet
Pemimpin
:
Kapten Raymond Westerling
Cara penumpasan : Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum
bahwa dalam waktu 4x24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Hasil
: pasukannya
harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus
dilepaskan.
Beliau merupakan komandan kompi
APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak
aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia dan
pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI.
Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
E. RMS ( Republik Maluku Selatan )
Waktu
: 25
April 1950
Latar
belakang : Tidak puas dengan terjadinya
proses kembali ke NKRI
Pemimpin
: Dr.Christian
Robert Steven Soumokil
Cara penumpasan : diselesaikan secara damai
dengan mengirimlkan misi dipimpin Leimena gagal sehingga kemudian dikrimkan
pasukan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang.
Hasil
: Sisa –
sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan diri ke pulau seram dan membuat
kekacauan akhirnya Soumokil dapat di tangkap dan jatuhi hukuman mati
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr.
Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara Indonesia
Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas
setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto
dan Mayor Abdullah.
F. PRRI/PERMESTA
Waktu
: 15
Februari 1958
Latar belakang : Keinginan adanya otonomi yg
luas
Pemimpin
: Letnal
Kolonel Achmad Husein
Cara penumpasan : Operasi militer Pemerintah mengerahkan
pasukan militer terbesar di sejarah militer Indonesia
Hasil
: Operasi
militer dipimpin AE Kaliurang berhasil kembali menguasai daerah
PERMESTA
Waktu
: 7
Februari 1958
Latar
belakang : Masyarakat di manado tidak
puas dengan keadaan ekonomi
Pemimpin
:
Letkol Ventje Sumual
Cara penumpasan : Pemerintah Republik Indonesia
menggunakan operasi militer untuk menghentikan pemberontakan
Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin
memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa seolah-olah
diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan
separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia )
dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat
Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
G. G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI
melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7
perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar
negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan
lain maka diadakan operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan
oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin
Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang
terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan
tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden
yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen Soeharto yang menetapkan
pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.
No comments:
Post a Comment