BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Air memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh manusia, kandungan air
berkisar 50 –
70% dari seluruh berat badan. Orang dewasa perlu minum minimal 1,5-2 liter air
setiap hari. Kehilangan air (dehidrasi) sebesar 15% dari berat badan akan
mengganggu keseimbangan air dalam tubuh dan harus segera diganti.
Jika tidak,
dapat menyebabkan penyakit karena terjadinya kristalisasi unsur-unsur yang ada
di dalam cairan tubuh. Air untuk minum tidak hanya sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang dan suplai mineral, tetapi juga untuk kenikmatan dan memberi
rasa segar sebagai pelepas dahaga. Selera masyarakat terhadap minuman segar
telah menjadi pertimbangan bagi perusahaan minuman. Berbagai upaya perbaikan produk
dilakukan agar menarik dan diminati konsumen, seperti berbagai macam kemasan
dan cita rasa yang khas yang membedakan dengan minuman sejenisnya. Berdasarkan
hasil survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen (LPEM Universitas
Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran DEKA pada tahun 2000,
menunjukkan bahwa minuman ringan dikonsumsi sama seringnya dengan minuman sirup
dan makanan ringan, dan jauh lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan es krim. Dengan konsumsi
minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang
mewah melainkan sudah menjadi barang biasa dan memiliki nilai komersial dalam
perdagangan. Industri minuman ringan memiliki potensi yang sangat besar
untuk dikembangkan dengan jumlah
konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat
besar. (Anonim, 2000)
Perusahaan
adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau
badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan
menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan
produksi dan distribusi umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun ada juga
kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan
sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang dan jasa.
Bentuk
badan usaha yang dipilih dalam pendirian perusahaan ini adalah perusahaan
Perseoran Terbatas (PT). Perseroan Terbatas dipilih karena memiliki kelebihan
daripada badan usaha yang lain. Di pulau Bali, perusahaan minuman berkarbonasi
masih minim jumlahnya. Oleh karna itu perusahaan ini didirikan dipulau Bali.
Dengan latar belakang tersebut dapat meningkatkan penjualan produk yang di
produksi.
1.1 LAY OUT PT. RETAPRIF INDONESIA
1.2 SEJARAH
MINUMAN BERKARBONASI
Minuman ringan (soft drink) adalah minuman
yang tidak mengandung alkohol, merupakan
minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan
bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang
dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua jenis,
yaitu: minuman ringan dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa karbonasi.
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan mengabsorbsikan
karbondioksida ke dalam air minum. Minuman tanpa karbonasi
adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi.
(Anonim, 2001).
Pada abad 16
tepatnya berada di wilayah Eropa ditemukan cara penggabungan CO2 ke
dalam air yang bertujuan sebagai terapi kesehatan menggunakan media air
mineral. Pada tahun 1767,
Priestley seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2
yang ditambahkan dalam air bisa menyebabkan rasa asam. Pada tahun 1785 Minuman mengandung CO2 pertama kali diproduksi
di Philadelphia, Amerika Serikat. Pada
tahun 1886 Seorang ahli farmasi yang berasal dari Atlanta-Georgia (AS) bernama
John Smith Pemberton, menemukan
formula minuman dibuat dari daun
koka, biji kola, dan anggur, Koka
(Erythroxylon coca) yang merupakan jenis tanaman
penghasil kokain. Minuman ini akhirnya diberi nama Coca-Cola. Pemberton mengklaim jika bahan-bahan ini berfungsi
memperbaiki pencernaan, pernapasan, dan sistem saraf. Minuman ini disajikan dalam bentuk tonik dan anggur yang
diyakini bisa mencerdaskan peminumnya.
Akan tetapi belakangan diketahui jika daun koka memiliki efek negative seperti
bahan narkotik semacam morfin dan
akhirnya menimbulkan penolakan terhadap minuman ini. Karena banyaknya protes terhadap minuman ini akhirnya Pemberton
menghilangkan kandungan koka di dalam formulanya tanpa mengubah rasanya. Saat penjualan minuman mengandung alkohol mulai dibatasi,
Pemberton akhirnya menghilangkan kandungan anggur dalam Coca-Cola untuk merubah
citra minuman buatannya menjadi minuman ringan tanpa alcohol yang bisa
diperdagangkan secara bebas.
Pada tahun 1898 ahli
farmasi dari New Bern-North Carolina (AS), menciptakan formula minuman yang
mengandung karbonasi yang di beri nama dengan “Brad’s Drink” dan akhirnya
dikenal sebagai Pepsi-Cola. Pada awalnya minuman ini digunakan sebagai obat
sakit sekarang minuman ini saingan terkuat Coca Cola. Pada tahun 1905, Claud A. Hatcher seorang ahli farmasi dari
Columbus-Georgia (AS) menemukan formula minuman berkarbonasi yang diberi nam
“Chero-Cola” yang sekarang dikenal dengan nama Royal Crown (RC) Cola yang
merupakan produsen ketiga terbesar softdrink dunia perut dan seiring berjalannya waktu dan mengalami banyak
perubahan dalam formula akhirnya minuman ini menjadi minuman ringan yang bisa
dikonsumsi setiap saat.
1.3 SEJARAH PERUSAHAAN
Perusahaan PT Retaprif Indonesia berdiri
pada awal tahun 2012 ,oleh enam sekawan pengusaha muda dari Pulau Jawa yang
mencoba peruntungannya membuka perusahaan dalam bidang minuman. Keenam pengusaha
itu adalah Tri Damayanti,Annisa Novita Septyani, Ega Apriyani, Pitri Handayani,
Rifky Ahmad Rizaldi dan Rizky Pratama Hidayat. Berawal dari keinginan ingin
menerapkan inovasi dan kreativitas untuk lebih mandiri dalam menjalani hidup.
Mereka membuat suatu produk minuman berkarbonisasi yang merupakan turunan dari
minuman berkarbonisasi yang terkenal yaitu coca cola yang merupakan minuman yng
dapat menyegarkan tubuh ketika sedang lelah.
PT Retaprif Indonesia ini memiliki
kantor serta tempat produksi di suatu kawasan yang beralamat di Jl. Raya
Semana, Ubud, Gianyar, Bali. Dengan luas kawasan 2600 m2 atau 2,6
Ha. Dengan modal awal swadaya ( modal patungan / joint fenture )dari enam pengusaha tersebut terproduksilah produk
minuman berkarbonasi dengan merek “Spirit Drink.” Dari merek tersebut para
pengusaha berharap dapat membagikan kesegaran dan mengembalikan semangat orang
lain.
Nama perusahaan “Retaprif’’diambil dari
inisial dari nama keenam pengusaha. Dan “Indonesia” diambil ari nama Negara
yang merupakan tempat lahirnya keenam pengusaha tersebut. Beberapa bangunan
yang terdapat di lokasi PT. Retaprif Indonesia, yaitu:
1) Proses
Pengolahan air
Pengolahan
air didirikan pada bulan januari tahun 2011, yang terdiri beberapa tangki dan
mesin-mesin lainnya. Berdasarkan proses pengolahan dan fungsinya,di PT Retaprif
Indonesia dapat digolongkan menjadi 5 macam yaitu Raw water, Treated water,
Soft treated water, Softener water dan General use water.
2) Pemurnian
CO2
Pemurnian
CO2 didirikan pada bulan Februari tahun 2011, yang terdiri dari beberapa tangki
berkarbonisasi dan beberapa mesin lainnya.
3) Proses Pencucian Botol
Pencucian
botol didirikan setelah unit pemurnian karbodioksida yaitu pada bulan Maret
tahun 2011. Pada proses pencucian botol akan melalui beberapa tahap yaitu:
tahap pre inspection, tahap selanjutnya pencucian botol secara otomatis dalam
bottle washer. Pencucian botol diakhiri dengan post inspection (pantauan
akhir).
4) Proses
Pencampuran (Mixing)
Unit
pencampuran ini didirikan pada bulan Mei 2011, terdiri dari beberapa tangki dan
mesin mixer.
5) Proses
pengisian (Filling prosses)
Unit
ini didirikan pada bulan Juli 2011, yang terdiri dari beberapa mesin untuk
kemasan botol.
6) Proses
sanitasi dan penanganan limbah
Unit
ini berdiri pada buan September 2011 dengan prosses pebangunan yang cukup lama
karena pada unit ini unit yang bertujuan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya dan kontaminasi serta menjaga kesehatan pekerja dan konsumen
sehingga dapat menjamin mutu produk, melindungi produk dan pencemaran sehingga
mendukung standar mutu yang ditetapkan perusahaan.
Setelah semua bangunan
telah selesai dibangun, dan beberapa bangunan pendukung lainnya dibangun
akhirnya PT Retaprif Indonesia disahkan oleh pemerintah dengan disertai Surat
Izin Usaha lainnya dan Sertifikat Halal dari MUI.
1.4 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
1.4.1 Visi Perusahaan
Perusahaan mempunyai visi ingin menjadi perusahaan yang
tumbuh terdepan dan terbaik dalam pasar minuman di Indonesia,
khususnya minuman ringan tidak beralkohol (non alcoholic ready to drink beverages).
1.4.2 Misi Perusahaan
1. Memberikan nilai terbaik bagi
pemegang saham dengan menjadikan perusahaan yang
tumbuh terdepan dalam pasar minuman. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan dan kemampuan menghasilkan laba secara efektif.
2. Menghargai karyawan dari PT Retaprif
Indonesia dan karyawan yang berdedikasi serta berdisiplin,menjadikan Spirit Drink suatu keunggulan
bersaing secara berkesinambungan.
3. Mengembangkan kemitraan sejati
dengan para pelanggan untuk memuaskan lebih dari 200 juta konsumen yang dahaga.
Visi dan misi PT Retaprif Indonesia ini merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan.
Untuk itu maka diperlukan pertumbuhan bisnis yang menguntungkan
bagi pengusaha, manajemen, karyawan, pelanggan dan konsumen
yaitu sebagai berikut:
a. Integritas
Dengan
menghargai perbedaan individu, bersikap adil, memperlakukan orang lain sebagaimana
perusahaan diperlakukan. Contohnya menjaga nama baik, melihat secara konstruktif
dan memberikan pekerjaan pada orang sesuai dengan bidangnya.
b. Kejujuran
Sifat jujur merupakan sifat dasar membangun kepercayaan dan hubungan kerja jangka
panjang.
c. Kerjasama Kelompok
Bekerjasama dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama harus dilakukan
karena
perusahaan sadar bahwa ada berbagai perbedaan dari tiap individu.
d. Fokus pada Pelanggan
Dengan
melampaui harapan pelanggan, maka dapat mencapai aspirasi masing-masing. Contohnya memahami kebutuhan
pelanggan, selalu mencari winwin solution dan meningkatkan pelayanan
pada konsumen dari pelanggan.
e. Belajar setiap hari
Dengan belajar setiap hari, maka perusahaan akan terus tumbuh dan mampu menghadapi
setiap tantangan.
f. Keuntungan dalam tindakan
Dengan memiliki disiplinan diri, tekat penuh dan hasrat yang tinggi pada pekerjaan,
perusahaan
dapat menerapkan pengetahuan mencapai prestasi yang terbaik.
1.4.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan
PT. Retaprif Indonesia dengan maksud
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan minuman ringan yang segar dan sehat. Secara khusus masyarakat Jawa Tengah
menjadi tujuan utama dan secara umum pendistribusiannya disebarkan ke seluruh Indonesia. Tujuan
yang ingin dicapai antara lain adalah:
1.4.3.1
Tujuan Ekonomis
a.
Meningkatkan keuntungan perusahaan
Dengan adanya PT. Retaprif Indonesia
daerah operasi Bali ini, keuntungan perusahaan akan semakin dapat
ditingkatkan. Hal ini disebabkan pendistribusian minuman tidak perlu didatangkan dari daerah lain, cukup dari daerah ini
saja.
b.
Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
Pelaksanaan pemasaran dari hasil produksi PT. Retaprif
Indonesia ini memberikan dampak yang baik bagi masyarakat sekitarnya. Masyarakat
berusaha menjadi penjual minuman hasil produksi dari perusahaan ini,
baik sebagai pengecer maupun distribusi tidak resmi.
c.
Penyerapan tenaga kerja
Dalam operasinya, perusahaan ini membutuhkan beberapa tenaga kerja yang terdidik dan
terlatih. Banyak dari anggota masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi
perusahaan menjadi karyawan tetap, sehingga jumlah
pengangguran dapat ditekan.
d.
Menambah devisa Negara
Keberadaan PT. Retaprif Indonesia di
Bali menambah devisa Negara dalam bentuk pajak .
1.4.3.2
Tujuan
Sosial
Walaupun PT. Retaprif
Indonesia menjadi suatu badan usaha
yang sifatnya mencari keuntungan,namun perusahaan ini tidak menyampingkan masalah-masalah social yang terjadi di sekitarnya.
Kerjasama di bidang sosial ini tentunya akan menguntungkan kedua
belah pihak, yaitu PT Retaprif Indonesia dengan masyarakat sekitarnya. Bentuk
kerjasama itu antara lain:
1.
Sebagai
sponshor dalam berbagai acara, seperti: Pekan Olah Raga,
Pentas Seni, dll.
2.
Sebagai
obyek penelitian ilmiah bagi pelajar, mahasiswa, maupun organisasi organisasi
lain.
3.
Pemberian
sumbangan kepada badan sosial di wilayah yang bersangkutan.
4.
Pemberian
bea siswa bagi para pelajar
berprestasi di wilayah yang bersangkutan
1.4.3.3
Jenis Produksi
PT. Retaprif Indonesia memproduksi minuman
bersoda yang bermerek Spirit Drink dalam pabriknya yang tersebar di daerah Bali. Untuk menjaga agar
mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, perusahaan menerapkan dengan ketat proses
yang diakui secara internasional.
Pemberian kodekode pada produk
merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan kodekode itu
perusahaan menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman dalam rasa yang terbaik. Setiap kode
menunjukkan keteranganketerangan tertentu tentang produk tersebut. Ada kode yang menunjukkan
tentang tanggal pembuatan. Ada kode yang lebih rumit terdiri atas
huruf dan angka yang menunjukkan hari,
bulan, shift, dan pabrik tempat minuman
tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak
pada kemasan karena tinta
yang digunakan hanya dapat dibaca dengan teknologi khusus.
Semua itu menunjukkan komitmen perusahaan untuk memastikan bahwa teknologi,
sumber daya manusia, maupun material yang perusahaan
pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen kami.
1.5 MOTO PERUSAHAAN
“ Kesegaran pelanggan yang mampu mengembalikan semangat
orang lain adalah prioritas kami, senantiasa meningkatkan hasil produksi
minuman berkarbonasi kami. ”
1.6 SLOGAN PERUSAHAAN
“ SEMANGAT SPIRIT BERRR !!! “
1.7 KEBUTUHAN PRODUK DI PASAR
Pada saat pemasaran kebutuhan produk minuman
berkarbonasi di pasar,diperkirakan setiap harinya mencapai 1000 botol perhari.
1.8 KAPASITAS PERUSAHAAN
PT Retaprif
Indonesia dapat
memproduksi minuman berkarbonasi hingga 30.000 botol sama dengan 3000 dus dalam satu bulan.
1.9 LOKASI PERUSAHAAN
Kantor PT Retaprif Indonesia terletak di Jl.
Raya Semana, Ubud, Gianyar Bali, letak kantor kami juga merupakan tempat produksi
minuman berkarbonasi.
Kegiatan yang di lakukan pada kantor yaitu memproduksi minuman
berkarbonasi, mengatur
organisasi dan manejemen perusaan, serta sebagai tempat penjualan atau
pemasaran produk minuman berekarbonasi tersebut. Pemilihan lokasi didasarkan
atas dekatnya sumber daya alam berupa air yang berasal dari sungai ayung yang
merupakan bahan baku utama pembuatan minuman berkarbonasi.
1.10
Modal Perusahaan
Modal
yang diperlukan dalam suatu industri dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
·
Modal yang diperlukan
saat awal produksi akan dimulai. Contoh : mulai dari pengadaan alat-alat
produksi hingga produksi dimulai.
- Modal
awal perusahaan Minuman Berkarbonasi yang meliputi biaya bahan baku, biaya
lain-lain, dan biaya tanah pabrik adalah sebesar Rp 830.750.0000. ,-
·
Modal yang digunakan
untuk pelaksana operasi produk. Dalam hal ini adalah modal bahan baku pembuatan
produk.
- Modal
bahan baku pembuatan Minuman Berkarbonasi setiap hari yang memproduksi 1000
botol adalah sebesar Rp. 11.965.000,-
1.11
Biaya Tanah Perusahaan
Harga
tanah yang dibeli untuk membangun perusahaan dengan luas 2600 m2
yaitu sebesar Rp. 250.000.000,-
BAB II
MANAJEMEN PERUSAHAAN
2.1 BENTUK PERUSAHAAN
PT
(Perseroan Terbatas), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha bersama
yang memiliki modal terdiri dari saham -saham, dan pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham–saham yang
dapat diperjual belikan, maka perubahan ke Pemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan
Terbatas merupakan badan usaha, dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan, sehingga perusahaan memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang
dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.
Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang
dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan
utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila
perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang
disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang
diperoleh perseroan terbatas. Selain
berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang
di peroleh para pemilik obligasi, mereka mendapatkan bunga tetap tanpa
menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
2.1.1
KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN
Perseroan Terbatas sebagai
salah satu badan usaha yang berbadan hukum yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007tentang
Perseroan Terbatas.Nama Perseroan didahului dengan frase Perseroan Terbatas
atau disingkat PT. Khusus untuk Perseroan terbuka selain didahului nama PT
dibelakangnya nama Perseroan juga ditambah singkatan Tbk. Perseroan Terbatas
memiliki nama perusahaan yang tidak sama dengan nama perusahaan yang lain. Modal
perseroan terbatas terdiri dari Modal Dasar, Modal ditempatkan dan Modal
disetor yang disebutkan dengan jelas didalam Akta Pendirian, dengan ketentuan
jumlah modal dasar minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Perseroan
Memiliki pemegang saham yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih pemegang saham baik
atas nama peroangan atau atas nama badan usaha yang disebutkan dengan jelas
didalam akta pendirian atau perubahannya. Kepemilikan saham Perseroan Terbatas
dapat dimiliki oleh;
· Warga negara Indonesia
· Warga negara asing
· Badan usaha milik negara Indonesia
· Negara asing
· Badan usaha Indonesia
· Badan usaha Asing
Perseroan Memilki pengurus yang terdiri dari Dewan Direksi dan
Komisaris yang diangkat dan ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
· Keputusan tertinggi didalam
Perseroan berada ditangan Rapat Umum Pemegang Saham
· Perseroan Terbatas dapat bersifat
tertutup atau terbuka
· Adanya pemisahan harta kekayaan
pribadi/badan usaha selaku pemegang saham dengan kekayaan perusahaan.
· Setiap perubahan anggaran dasar
Perseroan Terbatas harus mendapatkan pengesahan atau dilaporkan kepada Menteri.
2.1.2
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
2.1.2.1
Kelebihan atau kebaikan bentuk Perseroan
Terbatas (PT), antara lain sebagai berikut :
- Tanggung jawab yang terbatas
dari para pemegang saham terhadap utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah
jika anda termasuk pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya utang,
anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda setorkan. Tidak lebih;
- Kelangsungan perusahaan sebagai
badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung pada beberapa pemilik.
Pemilik dapat berganti-ganti;
- Mudah untuk memindahkan hak
milik dengan menjual saham kepada orang lain;
- Mudah memperoleh tambahan modal
untuk memperluas volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru;
- Manajemen dan spesialisasinya
memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal untuk itu secara efisien.
Jadi jika anda mempunyai manajer tidak cakap, anda bisa ganti dengan yang
lebih cakap;
- Hukum yang terjamin yang
menimbulkan dampak positif yakni kelangsungan perusahaan;
- Memudahkan kita dalam mengganti
pekerja dalam perusahaan dengan memecatnya, karna dibutuhkan manajemer dan
pekerja dalam mengelola perusahaan;
- Memiliki status sebagai badan hukum,
sehingga PT merupakan subjek hukum dan mandiri, status sebagai badan hukum
juga membuka kemungkinan usaha lebih luas (seluruh bidang usaha terbuka,
termasuk bidang keuangan);
- Jangka waktu dapat tidak
terbatas;
- Manajemen yang lebih kuat;
- Lebih fleksibel, karena hampir
semua bentuk kegiatan ekonomi terbuka bagi PT;
- Kelangsungan hidup perusahaan
lebih terjamin; dan
- Biasanya untuk Penanaman Modal
Asing (PMA) ada fasilitas bebas pajak (tax holiday).
2.1.2.2
Kelemahan atau kekurangan
bentuk Perseroan
Terbatas, antara lain sebagai berikut :
- PT merupakan subyek pajak
tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan yang terkena pajak. Dividen atau
laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dikenakan pajak lagi
sebagai pajak pendapatan. Tentunya dari pemegang saham yang bersangkutan;
- Jika anda akan mendirikan
perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebih sulit dari bentuk kepemilikan
usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT memerlukan akte notaris dan ijin
khusus untuk usaha tertentu;
- Biaya pembentukannya relatif
tinggi;
- Bagi sebagian besar orang, PT
dianggap kurang “secret” dalam hal dapur perusahaan. Hal ini disebabkan
karena segala aktivitas perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham.
Apalagi yang menyangkut laba perusahaan;
- Pembentukan PT sangat sulit
dikarenakan banyak yang harus kita lakukan seperti halnya kelengkapan
administrasi perusahaan, aktre notaris, dan ijin dalam usaha yang digeluti;
- Banyaknya pajak yang harus
dibayar mulai dari pajak perusahaan sampai kepada pajak untuk pemegang
saham yang dikenal dengan pajak pendapatan. Misalnya Pengenaan pajak
ganda, yaitu : pengenaan PPh atas laba perusahaan, yang kemudian PPh
dikenakan lagi atas bagian laba yang dibagikan pada pemegang ssaham dalam
bentuk deviden;
- Ketentuan perundangan lebih
ketat;
- Rahasia perusahaan relatif
kurang terjamin;
- Biasanya untuk
PMA, sedikit lebih rentan terhadap situasi dan kondisi sosial, politik,
dan keamanan suatu negara.
2.1.3
SYARAT
PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
2.1.3.1
Syarat umum pendirian perseroan
terbatas:
·
Fotokopi KTP para pemegang saham dan
pengurus, minimal 2 orang.
·
Fotokopi KK penanggung jawab /
direktur.
·
Nomor NPWP penanggung jawab.
·
Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4
(2 lembar berwarna).
·
Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai
domisili perusahaan.
·
Fotokopi surat kontrak/sewa kantor
atau bukti kepemilikan tempat usaha.
·
Surat keterangan domisili dari
pengelola gedung jika berdomisili di gedung perkantoran.
·
Surat keterangan RT/RW (jika
dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus
luar Jakarta.
·
Kantor berada di wilayah
perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah permukiman.
·
Siap disurvei.
2.1.3.2
Syarat pendirian PT secara formal
berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:
·
Pendiri minimal 2 orang atau lebih
(pasal 7 ayat 1).
·
Akta Notaris yang berbahasa
Indonesia.
·
Setiap pendiri harus mengambil
bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3).
·
Akta pendirian harus disahkan oleh
Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4).
·
Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan
modal disetor minimal 25% dari modal dasar (pasal 32 dan pasal 33).
·
Minimal 1 orang direktur dan 1 orang
komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108 ayat 3).
·
Pemegang saham harus WNI atau badan
hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT PMA.
2.2 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi pada hakekatnya
sangat penting pada setiap keorganisasian suatu perusahaan karena merupakan suatu kerangka
yang menunjukkan bagian dari organisasi. Dengan struktur organisasi kita dapat
mengetahui ada beberapa bagian atau departemen dari suatu perusahaan atau keorganisasian.
Bentuk organisasi PT. Retaprif Indonesia adalah organisasi garis (line organization).
Organisasi garis mempunyai maksud bahwa setiap atasan mempunyai bawahan yang tetap
dan sebaliknya setiap bawahan memiliki suatu atasan yang tetap.
Adapun tugas dan wewenang personalia pada PT. Retaprif Indonesia adalah
2.2.1
Direktur
1)
Mengelola
dan memimpin kegiatan pada PT. Retaprif Indonesia secara efektif dan efisien.
2)
Membangun
mata rantai bisnis dan komunitas yang terkait
3)
Mengarahkan
tanggung jawab personalia dan manajemen sumberdaya manusia
serta keseluruhan administrasi dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
4)
Mengambil
keputusan manajemen berdasarkan keadaan fiskaldan misi maupun prinsip
organisasional perusahaan.
5)
Pengawasan
internal manajemen dan fiskal serta penyimpangan anggaran.
6)
Memimpin
para staf dan bertindak sebagai wakil professional dari dewan redaksi.
7)
Membangun
relasi yang baik dengan pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan serta internal perusahaan dan berusaha
untuk mampu mempertahankan citra perusahaan
8)
Bertanggung
jawab menangani atau meniadakan kabar atau desasdesus mengenai cerita atau peristiwa yang dapat menurunkan reputasi
perusahaan.
9)
Mewakili
perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar dalam peristiwa yang berkaitan
dengan kepentingan perusahaan.
2.2.2
Secretary
(Sekretaris)
1)
Bertindak
sebagai seorang sekertaris, mendampingi dan membantu General Manager dalam
menjalankan tugasnya.
2)
Membangun
kerangka komunikasi yang sinergis antara General Manager dan pihak stafnya
serta dengan departemendepartemen lain.
3)
Membuat,
mempertahankan dan merevisi procedural departemen yang dibutuhkan untuk
pengendalian internal yang sesuai dan operasional yang efektif.
4)
Merancang
sistem lalu lintas data yang efektif dan efisien
5)
Bertanggung jawab untuk
melakukan, mempertahankan dan mengembangkan software yang termasuk didalamnya data
keuangan, penjualan dan pemasaran, penanganan konsumen, tagihan rekening dan
pengumpulannya
6)
Menyelenggarakan
dukungan teknologi dan sistem teknologi dan sistem informasi meliputi
pengendalian penerapan teknologi dan system informasi termasuk hardware dan
software untuk menunjang layanan serta melaksanakan kegiatan umum.
2.2.3
Finance
Manager (Manager Keuangan)
1)
Bertanggung jawab atas lalu lintas keuangan perusahaan dan keseimbangan,
penyusunan tata buku/akuntansi perusahaan dan laporan keuangan.
2)
Bertanggung jawab atas
pengendalian internal keuangan perusahaan sesuai sistem yang telah berlaku di
dalamnya.
3)
Menganalisa
dan membuat kesimpulan serta saransaran kepada General Manager atas apa yang
telah dicapai perusahaan serta prediksi keuangan dimasa mendatang.
4)
Mengevaluasi
anggaran perusahaan yang ditujukan untuk kegiatan perusahaan.
2.2.4
Human
Resource Manager (Manager Sumber Daya Manusia)
1)
Mengelola
urusan kepegawaian, kesejahteraan pegawai, tata administrasi perusahaan dan
kearsipan
2)
Pembinaan
kepegawaian dengan penyusunan program pendidikan dan pelatihan untuk mempertahankan kinerja, kualitas serta ketrampilan
kepegawaian.
3)
Melakukan
tugas pengaturan sistematika rekruitment pegawai
2.2.5
Technical
Operation Manager (Manager Tehnik Operasional)
1)
Merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengatur kegiatan operasional perusahaan
secara efektif dan professional
2)
Bertanggung
jawab atas pelatihan, pembinaan, motivasi, dan pengawasan personalia
operasional
3)
Mengarahkan
produktivitas maksimum dan mempertahankan lingkungan kerja yang positif dan professional
4)
Memastikan
adanya prosedur operasional yang sesuai dan proses pengendalian resiko yang
tepat dan efisien.
5)
Bertanggung
jawab atas pemeliharaan kualitas serta perlengkapan peralatan pendingin
2.2.6
General
Sales Manager (Manager Penjualan Umum)
a.
Bertanggung jawab atas
penjualan dan pemasaran produk perusahaan serta kelancaran distribusinya
b.
Mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penjualan dan pemasaran yang berada dibawah
tanggungjawabnya.
c.
Memonitor
volume penjualan dan mengantisipasi faktor - faktor yang dapat menghambat penjualan produk
perusahaan.
d.
Mengarahkan
keseluruhan penjualan dan pemasaran produk serta program perencanaan
strategisnya
e.
Bertanggung
jawab atas jumlah kontinuitas persediaan bahan baku dan bahan penunjang operasional
perusahaan
f.
Menjalin
relasi yang efisien dengan pihakpihak yang berhubungan dengan penyediaan bahan bahan
yang diperlukan oleh perusahaan
g.
Mengatur
dan mengelola sistem armada pengangkutan dan distribusi produk perusahaan
secara tepat dan efisien
h.
Mengadministrasikan
dan mendayagunakan system penyimpangan produk secara efisien dan bertanggung jawab
atas segala pemeliharaan terhadap produk tersebut selama dalam penyimpanan
2.2.7
Ketenagakerjaan
Dibawah kepemimpinan yang handal,
saat ini PT.Retaprif Indonesia mempekerjakan 1200 tenaga kerja yang telah
memilik Perjanjian Kerjasama bersama dengan Koperasi Kendali Harta sebagaipenunjang
hubungan industrial yang harmonis. Jumlah tenaga kerja yang ada di PT.Retaprif
Indonesia dapat dilihat pada table berikut :
|
NO
|
Status
/ Jabatan
|
Jumlah
|
|
1
|
Direktur
|
1
|
|
2
|
General
Manager
|
5
|
|
3
|
Karyawan
Tetap
|
150
|
|
4
|
Karyawan
Tidak Tetap
|
40
|
2.3 Sistem
Kerja Karyawan
Sistem kerja adalah serangkaian
dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk menghasilkan
suatu benda atau jasa yang menghasilkan pelanggan atau keuntungan
perusahaan/organisasi.Sistem kerja melibatkan banyak faktor manusia dan adanya
keterkaitan pola kerja manusia dengan alat atau mesin.Faktor-faktor yang
dikombinasikan antara manusia dan alat tersebut suatu prosedur atau tahapan
kerja yang sudah tetap dan di dokumentasikan sehingga menghasilkan suatu sistem
kerja yang konsisten dan dapat menghasilkan hasil kerja yang berkualitas.
Jenis
pegawai di PT. Retaprif Indonesia ada dua yaitu :
2.3.1
Pegawai Tetap
Pegawai tetap adalah pekerja yang
diterima bekerja selama jangka waktu yang telah ditentukan sesuai dengan surat keputusan
pengangkatan dari perusahaan (akhir masa
jabatan ditentukan dalam
surat keputusan pengangkatan pegawai).
2.3.2
Pegawai
Tidak Tetap
Pekerja yang terikat dalam suatu
hubungan kerja dengan perusahaan yang didasarkan atas
jangka waktu tertentu
atau selesainya pekerjaan
tertentu sesuai dengan yang
telah ditentukan. Pekerja
tidak tetap dibedakan menjadi 3
bagian yaitu pekerja
kontrak, pekerja harian
dan pekerja borongan.
Tenaga kerja di PT. Retaprif
Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
karyawan kantor dan karyawan pabrik.Karyawan kantor bekerja setiap hari
senin sampai hari jum’at dari jam 08.0016.30 WIB sedangkan karyawan pabrik
bekerja setiap hari dengan sistem kerja shift yang setiap satu minggu diadakan rolling
(penggiliran jam kerja). Sistem kerja shift karyawan
di PT. Retapfif Indonesia di bagi menjadi 3 grup.
Pembagian shift kerja pabrik adalah
sebagai berikut:
shift
pagi : jam 07.00 – 14.30 WIB.
shift
siang : jam 14.30 – 22.00 WIB.
shift
siang : jam 22.00 – 07.00 WIB.
2.4
Kesejahteraan
Karyawan
Kesejahteraan karywan perusahaan
sangat diperhatikan oleh PT. Retaprif Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari fasilitasfasilitas
dan tunjangantunjangan yang diberikan kepada masingmasing pegawai secara
berkala, misalnya:
a. Jaminan kesehatan
dalam pelayana poliklinik
b. Biaya transportasi karyawan
c. Pemberi upah lembur
d. Sumbangan bagi karyawan yang menikah
e. Pemberian asuransi bagi karyawan
yang terkena kecelakaan/musibah
f. Biaya rekreasi bersama sekali dalam setahun
g. Pemberian pesangon bagi karyawan
yang pensiun
h. Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR)
BAB III
PROSES PRODUKSI
PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN
3.1
Pengolahan Bahan Baku
Bahan
baku utama yang digunakan dalam proses produksi pembuatan minuman
yang diproduksi oleh PT. Retaprif
Indonesia adalah :
3.1.1 Air
Bahan baku air
dapat diperoleh dengan mudah oleh PT. Retaprif Indonesia, karena letak pabrik yang dekat dengan pegunungan sehingga
bahan baku ini mudah didapat dari sumur tanah yang dibor
(deep well) yang berkedalaman antara 90 sampai 100
meter dan yang beroperasi berjumlah11. Kesebelas
sumur tersebut dibagi 2 daerah, yaitu di dalam area pabrik dan di luar area
pabrik. Sumur yang terdapat di luar, berada di daaerah pesawahan di sekitar
area perusahaan yang berjumlah 7 buah, sedangkan sumur lainnya berada di dalam
perusahaan yang berjumlah 42 buah. Yang letaknya di luar gedung produksi
berdasarkan kegunaannya air yang digunakan
untuk proses produksi minuman di PT. Retaprif Indonesia dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Raw
Water (air mentah)
Raw water yaitu air yang digunakan untuk
keperluan diluar produksi, misalnya untuk membersihkan lantai, membersihkan kaca,
menyiram tanaman rumput, dan bahan baku
pengolahan air produksi dan lainlain.
b. Treated
Water (air jadi)
Treated waater yaitu air
yang sudah diolah
dan diproses yang
sudah memenuhi standar
untuk didistribusikankeproses produksi
sebagai bahan baku utama pembuatan minuman di PT. Retaprif Indonesia.
c. Soft Water (air lunak)
Merupakan air yang telah dilunakkan sehingga sedikit sekali mengandug kalsium karbonat (CaCO3) sebagai
zat pembentuk kesadahan sementara yang akan mengurai bila dipanaskan untuk
mengendapkan kalsium atau magnesium karbonat.
Air lunak dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Chlorinated
soft water
Yaitu air lunak yang
telah ditambah klorin[Ca(OCl)2]. Air lunak dengan klorin yang digunakan untuk
pencucian botol (washing).
b) Non chlorinated soft water
Yaitu air lunak
yang tidak ditambah klorin. Air lunak tanpa klorin yang digunakan untuk
pemanasan (steam boiler).
Pemeriksaan yang dilakukan setiap 4 jam pada proses pengolahan air meliputi:
§ Free Chlorine
dan Total Chlorine
Pemeriksaan free chlorine dengan
penambahan reagan DPD (diethyl phenylenediamine) bertujuan untuk
mengetahui kadar klorin pada air yang telah diolah dengan ditandai warna jernih.
Apabila warnanya tidak jernih maka akan dilakukan pengolahan air kembali.
Sedangkan untuk pemeriksaan total
chlorine pada air yang belum diolah ditandai dengan adanya warna
pink setelah penambahan reagan DPD (diethylp phenylenediamine).
§ Total Hardness (kesadahan total)
Kesadahan
total yaitu jumlah ionion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditetukan melalui titrasi
dengan asam etilen diamin Tetra Asetat (EDTA) sebagai titran dan
menggunakan indikator yang peka terhadap
semua kation tersebut. Eriochrome Black T (eriokrom hitam T) adalah sejenis
indicator yang berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang mengandung
ion kalsium dan ion magnesium dengan pH ± 0,1. Pada pH 10, larutan akan berubah
menjadi biru yaitu disaat jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran
samadengan jumlah ion.
§ Alkalinitas
Menurut Alaerts, G dan Santika S. S., (1987), alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan
tambahan asam tanpa penurunan pH larutan.
Alkalinitas dinyatakan dalam mek/â„“(cara kimiawi dan tepat) atau mg
CaCO/(cara kuno tetapi
masih digunakandi Amerika).
Alkalinitas â„“ dalam air disebabkan oleh ionion
karbonat (CO32), bikarbonat (HCO3), Hidroksida (OH) borat (BO33),
fosfat (PO43) dan silikat (SiO44). Logamlogam alkalinitas termasuk unsureunsur golongan IA (alkali) dan
golongan IIA (alkali tanah). Logam alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi
yang sangat kuat karena begitu mudah
kehilangan electron dan mudah bergabung dengan unsur nonlogam (VIIIA)
helium, neon, argon, krypton.Unsur unsur
golongan IA meliputi Hidrogen (H),
Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium
(Fr). Sedangkan unsurunsur golongan IIA meliputi Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium(Ca), Stronsium (Sr),
Barium (Ba). Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui analisa kandungan alkalinitas dalam air. Apabila kandungan
alkali dalam air masih ada dapat membahayakan kesehatan.
§ Turbidity (kekeruhan air)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengatahui tingkat kekeruhan dalam air. Kekeruhan merupakan sifat optis
dari suatu larutan, yaitu hamburan dan
absorbs cahaya yang melaluinya. Kekeruhan disebabkan oleh adanya
partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 μm.
Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut adalah lempung, lumpur, sisa
tanaman, plankton dan ganggang (Alaerts,G dan Santika S. S., 1987).
§ pH (puissance Hydrogen).
pH merupakan logaritma negatif dari
konsentrasi H+ dalam suatu larutan pH = –log [H+]. Jika pH air <7 maka air bersifat
asam, jika pH >7 maka air bersifat basa, sedangkan pH normal adalah 7.
Pemeriksaan air ini bertujuan untuk memperoleh nilai pH yang akurat (6,012,5).
§ Bau, rasa dan penampakan
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mengetahu bau, rasa dan penampakan normal dilakukan dengan
uji organ oleptik dan inderawi.
§ Chlorida
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
kadar chlorida pada air. Klor dapat digunakan untuk membasmi
bakteri dan mikroorganisme seperti amuba dan ganggang. Klor dapat mengoksidasi
ionion logam seperti Fe2+, Mn2+ , menjadi Fe3+,
Mn4+ , dan memecah molekul organic seperti warna. Klor sendiri
direduksi sampai menjadi klorida (Cl–)yang tidak mempunyai daya
disinfeksi (Alaerts, G dan Santika S. S., 1987).
§ Iron (besi)
Besi yang
ada didalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+
(ferri), tergabung dengan zat organis atau zat anorganis (tanah liat). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
kadar besi pada air yang jika masih terkandung dalam air dapat membahayakan
kesehatan.
3.1.2
Gula Murni
Bahan pembuatan spirit drink adalah
gula dan esense strawbery. Gula
sebagai pemberi rasa manis dan konsentrat sebagai penentu rasa minuman. Gula
diperoleh dari Lampung. Pada pengolahan spirit drink, gula yang digunakan
memiliki kualitas yang baik dan murni. Hal ini dapat dilihat secara visual bahwa
kristal gula berwarna putih bersih. Sebelum gula diterima, selalu dilakukan
pemeriksaan dahulu apakah sesuai standar. Standar yang digunakan meliputi
kondisi kemasan pada gula (baik dan utuh),
kenampakan (kristal putih/granular), kekeruhan, bebas dari rasa dan bau
asing, warna max 35 RBU/Range Base Unit.
Gula akan dibeli jika sesuai dengan
standar dan kemudian disimpan
dalam gudang yang disusun dalam palet (1palet=25 sak).
3.1.3
Esense strawbery
Esense strwbery diperoleh dari supllyer di
pulau Jawa kemudian esense ini disimpan dalam gudang dengan suhu
rendah (<5°C). Esense merupakan bahan pemberi rasa,
aroma,bau, pewarna, dan pengawet pada minuman.
3.1.4
Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida yang digunakan dalam
proses pembuatan minuman berkarbonasi dalam bentuk cair (liquid). Pada proses
pembuatan minuman berkarbonasi,CO2 berfungsi sebagai pengawet, penyegar, dan
memperkuat rasa. Karbondioksida dari supplier diantaranya dari PT. Malindo, PT. PAN Gas, dan PT. SAMATOR.
3.1.5
Bahan Pembantu
Selain bahan baku diatas, di
PT. Retaprif Indonesia juga
menggunakan bahanbahan pengemas untuk menunjang ataum
melengkapi bahan baku.Bahan
pengemas yang digunakan antara lain:
a. Bahan pelengkap dalam proses produksi,
Seperti active carbon, lime,Ca(OCl)2, FeSO4,
sand filter, KMnO4, dan soda kaustik (NaOH). Fungsi bahan pelengkap tersebut
adalah: Active carbon berfungsi untuk
menyerap rasa dan bau asing, menurunkan warna sehingga mempercepat
proses penjernihan, dan menetralkan zatzat yang bersifat racun. Kaporit,
lime,ferro sulfat berfungsi untuk proses pengolahan air yaitu menghilangkan
ketidak murnian laritan air. Soda kaustik untuk proses pencucian
botol dan merupakan zat aditif
untuk pencucian yang lebih sempurna,
membersihkan karat dari leher botol serta jamur yang menempel.
Proses produksi secara garis besar dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan, yakni proses pengolahan air, proses pemurnian
CO2, proses pencucian botol, pencampuran (Mixing) dan proses pengisian serta
sanitasi dan pengolahan limbah.
3.2.1
Proses Pengolahan Air
Air sebagai bahan baku utama
pembuatan minuman berkarbonasi harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi
standar kualitas air yang ditetapkan oleh PT. Retaprif Indonesia. Berdasarkan
proses pengolahan dan fungsinya, di PT Retaprif Indonesia dapat digolongkan
menjadi 5 macam yaitu Raw water, Treated
water, Soft treated water, Softener water dan General use water.
1) Raw
water
Raw water adalah air yang diambil
dari sumur (deep well) dengan kedalaman lebih dari 100 m dan digunakan
untuk sanitasi ruangan produksi lantai).Sumur yang digunakan sebagai sumber
air guna memenuhi kebutuhan air untuk
proses produksi berjumlah 11 sumur
dengan jarak antar sumur minimal
100 m. Pengoperasian sumur tergantung dari besarnya produksi, jika produksinya
meningkat maka kemungkinan semua sumur yang ada dioperasikan. Syarat untuk raw
water berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PT.Retaprif Indonesia antara
lain bau dan penampakan normal serta kandungan bebas sekitar 13 ppm Raw water
dari sumur di-pompa ke reservoir tank yang berkapasitas200 m3, kemudian diolah
menjadi treated water, soft treated water dan softener water. Penampungan dalam
reservoir tank bertujuan untuk mengendapkan kotorankotoran yang terdapat pada
air seperti pasir, lumpur, kerikil,dan lainlain. Menjaga kestabilan aliran air
untuk proses produksi. Proses aerasi bertujuan untuk mengoksidasi besiyang terlarut sehingga lebih
mudah mengendap.
2) Treated
water
Treated Water adalah raw water yang
sudah mengalami berbagai macam proses. Raw water yang berasal dari sumur
dialirkan ke dalam cooling tower, dalam cooling tower air dilewatkan
melalui saringan sehingga mengalir dalam bentuk titiktitik air. Terbentuknya
titiktitik air akan mempermudah terjadinya proses aerasi, yaitu proses
pengikatan oksigen yang dapat mengoksidasi besi yang terlarutdalam air sehingga
lebih mudah mengendap. Kemudian air
dialirkan ke reservoir tank. Air
yang ada di reservoir tank kemudian dialirkan keflocculator dengan debit 30 m3
per jam. Dalam flocculator akan terjadi
proses pencampuran air dengan bahanbahan kimia seperti Lime
[Ca(OH)2] 8%, Ferro sulfat (Fe2SO4) 20%
dan Chlorine [Ca(OCl)2] 5%. Flocculator dilengkapi dengan mixer untuk
mempercepat dan meratakan pencampuran
bahanbahan tersebut.
Penambahan Lime akan mengubah Ca2+ dan Mg2+ atau garam lain yang terlarut dalam air
menjadi kalsium karbonat dan magnesium karbonat yang larut dan mengendap.
Garamgaram tersebut akan meningkatkan kesadahan air.
Ca(HCO3)2
+ [Ca(OH)2] → 2CaCO3
+ 2H2O
Mg(HCO3)2
+ [Ca(OH)2] → CaCO3 +
MgCO3 + 2H2O
Penambahan ferro sulfat dalam air sadah
dapat mempercepat terjadinya penggumpalan.
FeSO4
+ Ca(HCO3)2 → Fe(HCO3)2 +
CaSO4
Setelah mengalami proses di flocculator,
raw water dialirkan keclarifier tank (settling tank), dalam clarifier terjadi
proses pengendapan yang bertujuan menghilangkan padatan tak larut dalam air.
Bagian atas clarifier terdiri dari lamelalamela yang berfungsi untuk
memisahkan floc dengan raw water. Floc mempunyai berat jenis yang lebih besar
dari air sehingga lamakelamaan floc yang sudah terbentuk akan mengendap. Dalam
settling tank akan terjadi over load
sehingga raw water mengalir melewati lamellalamela, adanya lamela ini
menyebabkan floc akan tertahan dalam
settling tank.
Air yang sudah bersih yang kemudian
ditampung terlebih dahulu dalam bright
tank dengan tujuan untuk menjaga debit
aliran air yang mengalir ke sand filter
dari clarifier tank kemudian dialirkan
ke sand filter, di sand filter terjadi suatu proses yang bertujuan
untuk mengurangi kotoran yang mungkin
masih terdapat pada air. Media penyaring
pada sand filter
adalah pasir silika dan antrasit. Media penyaring
mempunyai ukuran butiran yang kecil sehigga dapat menahan kotorankotoran yang
terdapat dalam air.Dari sand filter, air
dialirkan ke storage tank yang berkapasitas 110 m3. Storage tank berguna
untuk menjaga debit air yang menuju ke
carbon filter tank stabil, sehingga air yang mengalir kedalam proses produksi
dapat stabil. Dari storage tank air kemudian dialirkan kedalam carbon filter
tank yang berisi arang aktif, berupa bubuk yang berwarna hitam yang dapat
menyerap bau, dan warna yang tidak diinginkan.
Dari carbon filter, air dilewatkan
kedalam filter dengan ukuran 3μm bertujuan untuk menghilangkan karbon yang
kemungkinan masih terlarut dalam air. Air yang sudah melewati carbon filter
disebut treated water yang kemudian akan dialirkan ke lineline produksi tetapi
sebelumnya mengalami proses penyaringan lagi di tiap line. Pada tiap line
terdapat micron filter yang terdiri atas
saringan-saringan dengan ukuran 8μm bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
terbawa pada saat treated water melalui
pipapipa.
1) Soft
Treated Water
Khusus digunakan untuk
pembuatan”Spirit Drink”, dimana tingkat kesadahan airnya
sangat rendah, hal ini dimaksudkan agar proses dengan menggunakan suhu
tinggi tidak akan menimbulkan kerak pada
pipa. Pembuatan spirit drink dilakukan pada suhu >90ºC dan mengalami proses
sterilisasi pada suhu 139ºC untuk itu dibutuhkan air dengan tingkat kesadahan
0. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menghindari terbentuknya endapan pada produk
akibat pemanasan yang berlebih. Proses pengolahan soft treated water
pada intinya sama dengan proses pengolahan treated water, yang membedakan
yaitu untuk soft treated water
setelah treated water melalui
carbon filter akan dilewatkan lagi pada
cation exchanger. Pada cation
exchanger terdapat resin [R(alkil)Na] berguna untuk mengikat ion Ca2+ dan Mg2+
yang menyebabkan meningkatnya kesadahan air. Jika resin sudah tidak efektif untuk
menurunkan kesadahan air atau resin sudah tidak
dapat mengikat ion Ca2+ dan Mg2+,
maka dilakukan proses regenerasi yaitu dengan menambahkan larutan garam (NaCl), dimana proses
regenerasi dimaksudkan agar resin dapat aktif kembali.
RNa
+ Ca2+ → RCa
+ Na+ RCa + NaCl
→ CaCl2
+ RNa
Setelah melewati cation exchanger, air dilewatkan lagi pada
saringan 1μm untuk menyaring garam-garam yang belum tersaring dalam cation
exchanger. Dari proses ini akan dihasilkan
soft treated water dengan tingkat kesadahan maksimal 2 ppm.
2) Softener
Water
Merupakan air yang sudah mengalami
proses pelunakan sehingga tingkat kesadahannya rendah. Softener water terdiri
dari dua jenis yaitu softener water chlorine dan softener water non chlorine. Softener
water chlorine digunakan untuk final rinse pada
proses pencucian botol, sedangkan softener water non chlorine digunakan
sebagai media pemanas boiler. Air dari deep well dialirkan ke cooling tower
kemudian ditampung di aeration tank yang berkapasitas 200 m3.
Aerasi bertujuan mengurangi kadar besi
dalam air. Selain air dari deep well, air inlet juga berasal dari recycle
backwash dan air hujan (strom water)
yang sebelumnya ditampung dahulu dalam bak
flok kemudian dialirkan ke sludge
holding tank (SHT), dalam SHT
terjadi pengendapan flok. Air kemudian disaring melalui sand filter dan carbon filter kemudian ditampung dalam
aeration tank.
Air recycle final rinse dan air
hujan ditampung dalam cooling tower dengan tujuan untuk menurunkan suhu,
cooling tower dilengkapi dengan kipas agar suhu air cepat turun. Dari cooling
tower, air recycle final rinse dan air hujan dibawa ke accelerator tank. Dari aeration tank dan accelerator tank, air akan kembali disaring melalui sand
filter kemudian dilewatkan melalui cation exchanger. Dalam cation exchanger terdapat
resin yang dapat mengikat ionion yang dapat menyebabkan air menjadi sadah, sehingga tingkat kesadahan
air akan menurun.
Setelah melewati cation exchanger air ini
disebut sebagai softener water. Softener water
kemudian ditampung dalam
soft water tank yang berkapasitas
200 m3. Dalam soft water tank, diinjeksikan chlorine sehingga softener water
dalam soft water tank mempunyai kadar
chlorine 15 ppm. Softener water chlorine digunakan pada proses pencucian botol
dan erat untuk tiap line produksi kecuali line VI.
Untuk memperoleh softener water non
chlorine, maka softener water
chlorine dilewatkan carbon filter
dan dihasilkan softener water non chlorine yang digunakan untuk boiler dan
pendingin mesin.
3) General
Use Water
Merupakan air yang digunakan untuk
keperluan pabrik seharihari. Air ini berasal dari pencampuran antara air dari
sumur dan air hasil pengolahan limbah. Air hasil pengolahan limbah disebut
reuse water, yang sebelumnya ditampung
dalam clarifier agar kotoran dalam air mengendap kemudian dialirkan ke buffer tank dan
disaring melalui carbon filter. Setelah melalui carbon filter,
reuse water kemudian dicampur dengan
air yang berasal dari deep well di blending
tower. Air yang dialirkan dari blending tower merupakan air yang jernih, tidak berbau dan tidak
berasa yang disebut
sebagai general use water yang biasa
digunakan untuk keperluan kamar mandi dan gardening.
3.2.2
Pemurnian CO2
Pemurnian CO2 dilakukan agar CO2
yang digunakan untuk proses produksi
bebas dari pengotor, bau dan rasa yang kurang sedap serta mencegah terjadinya kontaminasi produk yang diakibatkan karena material selain CO2. CO2 dan tangki penampung
dialirkan kedalam rangkaian pemurnian yang disebut CO2 purifier.
Mulamula CO2 liquid dialirkan ke
evaporator untuk diubah menjadi gas,
kemudian gas CO2 dialirkan kedalam tabung yang berisi KMnO4. KMnO4 adalah suatu
bahan kimia yang
akan menyerap gas selain CO2. Kemudian
CO2 dilewatkan ke tabung yang mengandung treated water bertujuan untuk
mengetahui apakah masih ada KMnO4 yang masih terbawa dalam CO2. Hal ini dapat dilihatbila
treated waterberwarna merah, maka CO2 tersebut masih mengandung KMnO4, selanjutnya CO2 dipanaskan
dengan heater tank (dryer) tujuannya untuk menguapkan air yang mungkin terbawa
dalam CO2. Setelah itu, CO2 dilewatkan
dalam tabung yang berisi karbon aktif yang bertujuan menghilangkan bau asing
yang mungkin ada pada CO2. CO2 murni diperoleh setelah CO2 dilewatkan dalam
catridge filter paper. CO2 murni
kemudian dialirkan ke masingmasing line
yang ada, guna dicampur dengan sirup dan
treated water dalam tangki berkarbonasi.
3.2.3
Proses Pencucian Botol
Sebelum diisi dengan CSD, botol
harus dicuci terlebih dahulu sehingga
kualitas produk akan terjaga. Pada proses pencucian botol akan melalui
beberapa tahap yaitu: tahap pre
inspection dimana botol disortir dan
diperiksa kelayakannya secara fisik oleh
inspector. Kriteria botol yang
tidak layak dipakai diantaranya
botol bercat, botol isi plastik, botol
scuffing dengan scuff (karat) >5 mm,
botol pecah, botol yang lebih
besar dari ukurannya botol mulut sumbing, botol berlogo pudar dan botol
kotor menengah.
Tahap selanjutnya botol dicuci secara
otomatis dalam bottle washer. Padaproses pencucian ini digunakan kaustik soda
(NaOH) dan zat aditif berupa ferosol
untuk line VIII dan devergard untuk line III dan IV. Pencucian botol diakhiri dengan post
inspection (pantauan akhir). RGB (Returnable Glass Bottle) dalam krat yang
tersusun dalam palet diambil dari gudang penyimpanan menggunakan forklift.
Palet berisi botol-botol dalam krat diletakkan pada mesin depalletizer yang
berfungsi memisahkan krat dari palet.
Palet diletakkan sebelum depalletizer, kemudian
krat diangkat dari palet
diletakkan diatas roller. Dari roller,
krat bergerak menuju chain
conveyor lalu menuju mesin uncaser (unpacker). Botol diangkat dari krat
dengan cara dijepit oleh sejenis karet
ban pada unit uncaser yang diisi compresed air menggunakan sistem electronic
pneumatic.
Sebelum menjepit botol, karet ban tersebut
belum terisi compresed air secara otomatis
mengisi karet ban dan menjepit botol satu per satu dari dalam krat dan diangkat ke matchain conveyor
diatas case conveyor menuju bottle washer. Kemudian krat dibawa ke case washer.
Krat dibawa secara horizontal menuju case conveyor diatas chain conveyor dan dibawa keatas dalam posisi normal (tidak
terbalik) menggunakan vertical conveyor dengan kemiringan sekitar 45º. Pada
ujung vertical conveyor, krat
jatuh pada posisi terbalik menuju case washer. Dalam case washer, krat
disemprot dengan air warm water I dari
bottle washer dengan suhu 50ºC. Krat
keluar dari case washer dalam keadaan
tidak terbalik kemudian krat menuju mesin
palletizer dengan chain conveyor.
Pada proses pencucian botol, botol
masuk kedalam pocket (sarung botol)
didorong oleh infeed cam. Didalam washer, botol akan disemprot dengan softener
water chlorine dengan konsentrasi 15
ppm melalui empat buah nozzle dengan menggunakan tekanan 1 bar pada
bagian luar dan dalam botolpada tahap
ini disebut pre rinse. Botol kemudian dibawa dan direndam kurang lebih selama 3 menit dalam kompartemen I. Dalam kompartemen I terdapat larutan soda kaustik
dengan konsentrasi minimal 1,3% dan ferosol (khusus line VII), divergard
dengan konsentrasi 0,31% dengan suhu
larutan minimal 55ºC. Dari kompartemen I kemudian botol dibawa ke
kompartemen II. Dalam kompartemen II botol direndam kurang lebih 6 menit dalam
larutan yang mengandung soda kaustik dengan konsentrasi minimal 2,5% dan
mengandung ferrosol atau divergard dengan konsentrasi 0,31% dengan suhu lebih
dari 60ºC.
Kemudian
botol melalui post
caustic (removal) yaitu disemprot dengan air bersuhu 60ºC oleh dua buah nozzle.
Botol kemudian dibawa kewarm water I kemudian disemprot lagi dengan air bersuhu
50ºC dengan dua buah
nozzle, kemudian botol dibawa ke warm water II, disemprot dengan air 40ºC oleh dua buah nozzle, kemudian botol dibilas dengan
air di final rinse. Total waktu
untuk proses pencucian botol
sekitar 21 menit.
Larutan kaustik dalam kompatermen digunakan terus sampai jenuh.
Setelah jenuh akan ditambah lime dengan
tujuan agar kotoran yang terkandung dalam
larutan akan mengendap. Setelah botol
keluar dari bottle washer kemudian botol disortir kembali
saat melewati post inspection. Oleh inspector botol yang masih kotor
diletakkan kembali pada chain conveyor kembali ke infeed cam sedangkan untuk
botol yang pecah dipisahkan untuk dikumpulkan, yang kemudian dijual. Inspeksi terakhir
terhadap botol dilakukan dengan menggunakan Electronic Bottle Inspector (EBI)
yang terdiri dari tiga buah kamera yang
mendeteksi leher botol, penggiran
botol dan bagian bawah serta bibir botol
dan satu buah kamera sensor liquid. Jika
sensor menangkap adanya noda pada botol itu dianggap sebagai foreign matter.
Setelah botol melewati kamera maka secara
otomatis dalam waktu yang sangat singkat ada pendorong yang menyingkirkan botol
tersebut, tepat dibawah pusher (pendorong) diletakkan tong untuk menampung
botol yang tidak lolos sensor. Kamera dapat mendeteksi permukaan botol, sebab
jika terdapat cacat pada pinggir botol dapat menyebabkan pencemaran oleh bakteri karena proses penutupannya tidak
sempurna.
3.2.4
Pencampuran (Mixing)
Adalah proses pembuatan minuman
berkarbonasi dengan cara mencampurkan
antara treated water, finish syrup dan
CO2 yang telah dimurnikan. Proses
pencampuran ini terjadi dimesin mixer yang terdiri dari tahapan proses deaerasi
dan karbonasi untuk menghasilkan produk minuman berkarbonasi.
Proses deaerasi terjadi dalam
deaerator tank, bertujuan untuk
mengeluarkan udara dalam treated water dengan menggunakan tekanan dan kondisi vacum. Proses ini penting
dilakukan karena air yang telah bebas dari udara dapat segera menyerap gas CO2
dan dapat meminimalkan terjadinya foaming. Air yang berasal dari deaerator tank
kemudian dialirkan dalam mixing tube untuk dicampurkan dengan final sprit drink
yang dipompa dari buffer tank dengan perbandingan tertentu. Setelah bercampur,
minuman ini dilewatkan ke Plat Heat Exchanger (PHE) untuk didinginkan.
Pendinginan dilakukan dengan aliran yang berlawanan. PHE merupakan sistem pendinginan secara tidak langsung karena minuman didinginkan
oleh glikol dan glikol didinginkan olehNH3 Glikol mempunyai sifat yang lebih
baik daripada amoniak antara lain, titik bekunya lebih rendah, lebih
bersih,lebih aman jika terjadi kebocoran,glikol
tidak bercampur dengan beverage.
Beverage dialirkan melalui pipa menuju
carbonation tank, pada saat melalui pipa ini beverage diinjeksiCO2 yang
berasal dari CO2 purifier. Temperatur
beverage yang keluar dari carbonation tank sekitar 48ºC.
Proses ini disebut karbonasi yaitu pelarutan
CO2 kedalam beverage. Dari carbonation tank, carbonat
soft drink (CSD) dialirkan ke filler
untuk filling proses.
3.2.5
Proses Pengisian (Filling Process)
Botolbotol yang telah lolos dari EBI akan
menuju mesin filler
yang memiliki 97 filling valve dan mampu
menghasilkan 1000 botol per
harinya.
Tahap selanjutnya adalah pengisian, dimana
pada proses pengisian terdapat empat langkah yaitu counter
pressure yaitu pemindahan gas dari filler bowl kedalam botol agar
tekanannya sama dengan tekanan dalam
botol.
Kemudian
tahap pengisian dengan produk yang sudah dikarbonasi. Tahap ketiga
adalah pengontrolan tinggi permukaan dalam botol.
Dan terakhir adalah snifting yaitu
tahap membuang gas secara bertahap dari
ruangan botol diatas permukaan produk melalui lubang kecil dengan maksud untuk
mencegah foaming yang berlebihan pada saat botol dilepas dari filling valve.
Penutupan botol (crowning) diselaraskan dengan gerak botol untuk memastikan setiap botol tertutup dengan baik.
Botolbotol yang telah terisi produk dan telah ditutup kemudian berjalan diatas conveyor melewati
video jet date coder dan fill height detector (FHD) untuk menuliskan kode
produksi dan untuk inspeksi ketinggian
minuman dalam botol. Disini botolbotol
akan dimasukkan dalam krat krat yang telah dibersihkan oleh case
washer.
Prinsip kerja case washer serupa dengan
unchaser, perbedaannya hanya pada
mengeluarkan dan memasukkan botol dari atau kedalam krat. Setelah itu,
krat-krat yang berisi botol akan menuju palletizer untuk disusun dalam
paletpalet dan siap disimpan dalam gudang produk jadi.
3.3 Sanitasi Dan Penanganan Limbah
3.3.1
Sanitasi
Merupakan usaha untuk mencegah
dan menghindari terjadinya dan kontaminasi serta menjaga
kesehatan pekerja dan konsumen sehingga dapat menjamin mutu
produk, melindungi produk dan pencemaran sehingga mendukung standar mutu yang
ditetapkan perusahaan.
Sanitasi dilakukan dengan
cara menghilangkan atau mengatur factor lingkungan
yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut.
Produk minuman atau makanan akan tercemar jika tidak diambil langkah perlindungan
produk dari kontaminasi. Kontaminasi
dapat timbul dari beberapa sumber termasuk bahanbahan bawaan
organik, mikroba di udara dan sekitar. PT. Retaprif
Indonesia telah melakukan system
sanitasi yang cukup baik, hal ini terbukti dengan adanya sertifikat ISO 14001 tentang lingkungan.
Proses sanitasi yang dilakukan
meliputi sanitasi pekerja,sanitasi mesin
dan peralatan serta sanitasi lingkungan.
3.3.2
Sanitasi Pekerja
Kebersihan dan kesehatan pekerja yang langsung menangani proses produksiharus dikontrol, hal inidilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasipada
produk. Sanitasi pekerja dilakukan dengan
cara penggunaan masker,earplug (penutup telinga), mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan kemudian dikeringkan(hand sanitizer)sebelum
memasuki processing area karena
dengan kondisi yang saniter akan mencegah terjadinya bahaya kontaminasi.
3.3.3
Sanitasi Mesin dan Peralatan
Alatalat yang berhubungan dengan
proses produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan layak tidaknya
produk yang dihasilkan.Kondisi alat yang kurang baik dapat mengakibatkan
kontaminasi produk,sehingga kebersihan alat harus terjaga. Peralatan produksi yang terpelihara
dengan baik akan meningkatkan
produktifitas kerja selain itu juga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.Sanitasi
mesin dan peralatan dilakukan selama proses produksi.
Proses sanitasi dilakukan setiap perubahan flavour,
sebelum produksi dan
sesudah produksi.Peralatan yag harus disanitasi adalah tabungtabung dan pipa-pipa,
pipa sirup antara tangki sirup
sampai tabung mixing tube. Sanitasi peralatan
produksi dilakukan dengan system
3 langkah dan 5 langkah. Sanitasi 3 langkah
dilakukan jika
tidak terjadi pergantian flavour yang sangat
berbeda dan jika tidak terjadi pergantian flavour, namun terdapat jeda (maksimal 3 jam). Prosedur sanitasi 3 langkah adalah:
1. pembilasan dengan treated water selama 515 menit
2. perendaman
dalam larutan Caustik
Soda dengan konsentrasi 12% selama 2030 menit
3. pembilasan
dengan treated water dengan suhu >85ºC selama 515
menit sampai bebas dari kaustik soda
Sanitasi 5
langkah dilakukan pada saat awal dan
akhir produksi ataupun jika terjadi pergantian flavour yang
sangat berbeda. Prosedur sanitasi 5 langkah adalah:
1. pembilasan dengan treated water selama 515 menit
2. perendaman dalam larutan
Caustik Soda dengan konsentrasi 12%
selama 2030 menit
3. pembilasan dengan
treated water dengan suhu >85ºC
selama 515 menit sampai bebas dari kaustik soda
4. rendam dengan larutan klorin dengan konsentrasi 5070 ppm selama 3050 menit.
Atau; rendam dalam treated water dengan suhu
>85ºC selama 3050 menit
5. pembilasan
dengan treated water selama 515 menit sampai
bebas dari klorin.
Proses produksi berhenti selama kurang dari 12 jam perlu dilakukan perendama
dalam larutan chlorine dengan konsentrasi
310ppm, kemudian dilakukan pembilasan dengan treated water
jika produksi akan dimulai lagi. Jika
produksi berhenti lebih dari 12 jam, maka
perlu dilakukan kembali sanitasi 5 langkah.
Selain sanitasi tersebut
khusus pada filler perlu dilakukan steam
(uap air panas)
pada saat awal produksi yang dihasilkan oleh unit
boiler dengan suhu 85ºC selama 20 menit.
3.3.4
Sanitasi Lingkungan
Dilakukan untuk menjaga lingkungan pabrik dan sekitar pabrik
selalu bersih dan
nyaman. Lantai ruang produksi dijaga untuk selalu dalam keadaan basah hal
ini dimaksudkan agar larutan gula yang
tercecer dapat terbawa air mengalir
sehingga tidak menjadi habitat mikrobia. Begitu juga dengan ruang laboratorium yang selalui dipel minimal 1 jam sekali.
Pada tempattempat strategi disediakan
sarana hygiene seperti tempat sampah sehingga kebersihannya terjamin.
4.3
Harga Bahan Baku dan Produk
Biaya Bahan Baku :
|
Bahan
|
Bahan yang digunakan
|
Harga Satuan
|
Biaya Produksi 500 L/Hari
|
|
Air
|
500 L
|
-
|
-
|
|
Esense Strawberry
|
2 liter
|
Rp. 55.000/10 ml
|
Rp. 11.000.000,-
|
|
Gula
|
53 kg
|
Rp. 16.000/kg
|
Rp. 848.000,-
|
|
Asam Sitrat
|
0,1 kg
|
Rp. 39.000/kg
|
Rp. 39.000,-
|
|
Natrium Benzoat
|
0,03
kg
|
Rp. 78000/kg
|
Rp. 78.000,-
|
|
Jumlah
|
Rp. 11.965.000,-
|
Harga Produk
|
Nama Produk
|
Isi botol
|
Satuan
|
Harga
|
|
Spirit Drink Strawbery
|
500
|
Ml
|
Rp.7000,-
|
Biaya
Penjualan Spirit Drink kapasitas
500.000 ml/hari = 1000 botol/500 ml
|
Nama Produk
|
Harga /
Botol
|
Total Hasil Penjualan
|
|
Spirit Drink Strawbery
|
Rp. 7.000,-
|
Rp.3.500.000.000 ,-
|
Biaya
lain-lain :
|
Nama Kebutuhan
|
Keterangan
|
Biaya
|
Biaya Total yang
dibutuhkan/Hari
|
|
Botol
|
100 buah/Hari
|
Rp. 3.00,-
|
Rp. 30.000,-
|
|
Dus (isi 10)
|
100 dus
|
Rp. 3000/dus
|
Rp. 300.000,-
|
|
Roll Solasi
|
2 roll
|
Rp. 50.000
|
Rp. 100.000,-
|
|
Listrik
|
1 Hari
|
Rp. 500.000,-
|
Rp. 500.000,-
|
|
Kardus
|
3000 buah/Bulan
|
Rp. 3.000,-
|
Rp. 900.000,-
|
|
Transportasi
|
1 Hari
|
Rp. 500.000.-
|
Rp. 500.000.-
|
|
Uang makan Karyawan
|
1 Hari
|
Rp. 25.000,-
|
Rp. 5.000.000,-
|
|
Jumlah
|
Rp.7.330.000,-
|
|
Nama Kebutuhan
|
Keterangan
|
Biaya
|
Biaya Total yang
dibutuhkan/Bulan
|
|
Botol
|
3000 buah/Bulan
|
Rp. 3.00,-
|
Rp. 900.000,-
|
|
Gaji Karyawan
|
200 Orang
|
Rp. 2.200.000,-
|
Rp. 440.000.000,-
|
|
Transportasi
|
1 Bulan
|
Rp. 15.000.000,-
|
Rp. 15.000.000,-
|
|
Listrik
|
1 Bulan
|
Rp. 15.000.000,-
|
Rp. 15.000.000,-
|
|
Kardus
|
3000 buah/Bulan
|
Rp. 3.000,-
|
Rp. 900.000,-
|
|
Jumlah
|
Rp.471.800.000,-
|
|
Nama Kebutuhan
|
Keterangan
|
Biaya
|
Biaya Total yang
dibutuhkan/Tahun
|
|
Perawatan Alat Produksi
|
1 Tahun
|
Rp. 1.600.000,-
|
Rp. 1.600.000,-
|
|
Activ Carbon
|
10 kg
|
Rp. 15.000,-/kg
|
Rp.150.000,-
|
|
Kaporit
|
10 kg
|
Rp. 26.000,-/kg
|
Rp. 260.000,-
|
|
Lime
|
1 kg
|
Rp. 400.000,-/kg
|
Rp. 400.000,-
|
|
FeSO4
|
500 kg
|
Rp.
300.000,-/50kg
|
Rp. 300.000,-
|
|
NaOH
|
5 kg
|
Rp. 27.000,-/kg
|
Rp. 135.000,-
|
|
KMnO4
|
10 kg
|
Rp. 520.000,-/kg
|
Rp. 5.200.000,-
|
|
Kesejahteraan Karyawan
|
200 orang
|
Rp.10.000.000,-
|
Rp.10.000.000,-
|
|
Sand Filter
|
25 kg
|
Rp.
375.000,-/25kg
|
Rp. 375.000,-
|
|
Jumlah
|
Rp. 18.420.000.,-
|
Target Produksi
Untuk produksi tahun berikutnya PT Retaprif Indonesia
memiliki target produksi yaitu 365.000 botol
3.4
3.4 Pengolahan Limbah
Limbah merupakan hasil dari suatu aktifitas
yang dilakukan manusia yang sudah tidak
terpakai lagi dalam kegiatan tersebut. Pengolahan limbah yang kurang baik dapat
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, oleh karena itu perlu adanya penanganan
limbah yang tepat sehingga limba yang dihasilkan tidak
merusak lingkungan. PT. Retaprif Indonesia
merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan, limbah yang
dihasilkan dari aktifitas
perusahaan berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
3.4.1
Limbah padat
Limbah
padat biasanya berupa
botolbotol gelas, kaleng, karton, crown dan kantong gula.
Botolbotol biasanya berasal dari pecahan botol selama proses
produksi dan botol yang sudah tidak
dapat digunakan lagi untuk mengemas produk carbonat soft drink (CSD). Kaleng
biasanya berasal dari proses produksi
dimana produk yang dihasilkan tidak
memenuhi standar (reject). Karton
biasanya berasal dari sisa pengemas yang
rusak. Limbah padat yang dihasilkan dikumpulkan dijual untuk didaur
ulang sehingga menjadi tambahan pendapatan bagi perusahaan.
3.4.2
Limbah gas
Limbah gas berasal dari
boiler,waser,forklift, dan kendaraan perusahaan. Untuk meminimalkan limbah gas
yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menjaga kondisi forklift,boiler dan
kendaraan perusahaan dengan baik,sehingga pembakaran terjadi secara
sempurna. Pembakaran yang sempurnaakan menghasilkan gas
karbondioksida yang tidak beracun serta
dapat didaur ulang oleh tumbuhan sebagai bahan fotosintesis. Usaha yang
dilakukan untuk meminimalkan limbah gas yaitu
dengan memilih bahan
bakar dengan kualitas baik, membuat taman di lingkungan perusahaan serta
adanya ventilasi ruangan produksi yang
baik.
3.4.3
Limbah cair
Limbah cair berasal dari proses produksi,
proses pencucian botol, bahan kimia sisa pengujian dan sanitasi baik ruang produksi
maupun peralatan. Air limbah
mengandung berbagai macam zat anorganik dan organik. Zat
anorganik berupa logam berat, garam,
oli, zatzat kimia lainnya, sedangkan zat organik berupa gula. Air limbah yang
dihasilkan mengandung zatzat berbahaya
sehingga jika dibuang langsung kelingkungan dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya penanganan yang tepat
sehingga air limbah dihasilkan tidak
mencemari lingkungan.
Penanganan limbah kimia sisa hasil analisis
dilakukan dengan cara menampungnya dalam derigen yang kemudian akan dibuang ketempat
pengolahan limbah kimia. Penanganan
limbah cair dapat diuraikan sebagai berikut:
Collector
tank
Air limbah yang dihasilkan dari pabrik
dialirkan kecollector. Air limbah yang dihasilkan masih bercampur dengan bendabenda asing
lainnya seperti crown, lumpur, oli, dan bahanbahan lainnya yang dapat
mengganggu kelancaran proses berikutnya. Pada collector tank terjadi proses
pemisahan material solid dengan menggunakan saringan, atau juga dengan proses
pengapungan dan pengendapan
Oil
Separator
Berfungsi untuk memisahkan oli yang masih
bercampur dengan air limbah yang berasal dari proses produksi (oli dan grease).
Pada oli separator effluent dialirkan melalui lamela saringan, dimana oli yang mempunyai berat jenis yang
lebih kecil dari air, maka oli dapat dipisahkan. Oli harus dipisahkan karena dapat mengganggu
proses aerasi pada tangki ICEAS.
Equalization
tank
Tangki equalisasi berfungsi dalam
menyeragamkan kualitas air limbah sehingga tidak mempunyai fluktuasi kualitas dan dapat
mempermudah pengolahan padatangki ICEAS.
Effluent yang dihasilkan masih bersifat sangat basa yang diakibatkan
oleh adanya sisa pencucian botol, oleh
karena itu perlu adanya penambahan asam sehingga pH akan turun mendekati netral yang mendukung aktivitas
mikrobia.
ICEAS
Tank (Intermitten Cycle Extended Aeration System)
Pada tangki ICEAS, air limbah yang berasal
dari equalisasi tank akan mengalami 3 proses yaitu aerasi, settling dan
decantasi.
1. Aerasi
Proses ini bertujuan untuk menyuplai
kebutuhan O2 yang akan membantu aktivitas mikrobia aerob. Tandatanda aktivitas
bakteri atau mikrobia, antara lain tidak
adanya bau menyengat pada influent, warna sludge cenderung cerah atau
kecoklatan, serta tidak muncul banyak buih sebagai akibat tingginya kadar
caustic soda. Kurangnya proses aerasi dapat memicu berkembangnya bakteri
anaerob yang dalam aktivitasnya menghasilkan gas amonia (NH3) yang dapat membunuh bakteri aerob.
Suplai O2 dilakukan oleh blower yang
berbeda tangki. Selain sebagai supplier O2, blower juga
berfungsi sebagai pengaduk massa lumpur yang bercampur dengan air
buangan. Proses ini berlangsung selama 2 jam.
2. Settling
Pada proses ini terjadi pengendapan sludge
atau lumpur aktif yang berasal dari hasil penguraian bahan oleh bakteri,
sehingga dapat dihasilkan filtrat yang bersih, proses settling
berlangsung selama 2 jam. Sludge
aktif dapat digunakan lagi dalam pengolahan limbah. BOD atau Biological Oxygen
Demand adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui jumlah O2 yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi senyawa senyawa
organik yang ada didalam air secara aerob.
3. Decantasi
Bertujuan untuk memudahkan air limbah yang
sudah melalui proses
pegendapan dengan lumpur aktif. Volume air yang dipindahkan tergantung
pada lama waktu decantasi, tingkat decantasi, dan frekuensi siklus. Pada
pengolahan limbah ini, air limbah pada ICEAS tank terlihat jernih dan lumpur aktif
sudah mengendap sehingga
air limbah siap dibuang melalui decanter menuju effluent
pond.
Effluent
pond
Seteleh melewati proses decantasi, air
limbah sudah dianggap layak untuk dibuang keluar. Maka sebelum dibuang, air
limbah tersebut dialirkan ke bak
effluent yang kemudian akan dibuang ke saluran pembuangan
dan sebagian dapat dimanfaatkan kembali.
Clarifier
Pada proses ini air limbah dari effluent
pond dilewatkan melalui filter yang dapat menyaring kotoran ataupun lumpur aktif yang masih terbawa dari effluent pond.
Sebelumnya juga dicampurkan larutan
chlorine 5% dalam inlet clarifier dengan tujuan untuk mengurangi jumlah mikrobia.
Sand
Filter Grafity
Pada sand filter grafity, terjadi proses
penyaringan air limbah. Sand filter grafity ini terdiri atas media saring yang
berupa pasir silika, injuk, dan batu
sungai. Tujuannya agar effluent dari limbah ini dapat memiliki appearance yang lebih jernih dan
terbebas dari kotoran.
Bio
pond
Bertujuan untuk mengetahui keadaan biologi
air limbah, apakah limbah tersebut masih beracun atau tidak.
Pada bio pond berupa kolam diletakkan
sejumlah ikan. Jika
ikanikan tersebut mati, maka kemungkinan effluent dari proses limbah ini masih mengandung
bahan kimia yang berbahaya.
BAB IV
PEMASARAN
4.1
Pemasaran
Pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan penetapan dan konsepsi harga dan distribusi barang dan jasa untuk
menghasilkan pertukaran yang
memenuhi sasaransasaran perorangan ataupun organisasi. Keberhasilan memasarkan suatu produk tidaklah
mudah, usaha memasarkan tidak hanya menjual
produk kepada konsumen tetapi juga harus memperhatikan kehendak dan selera konsumen sehingga
diperoleh kepuasan konsumen terhadap produk yang
dibeli.
Keberhasilan dalam memasarkan produk
dapat tercapai jika perusahaan mengetahui posisi produknya di pasaran dan
pesaing yang memproduksi barang yang sejenis. Pemerataan dalam memasarkan
produk dapat dicapai dengan mendirikan gudang penyimpanan (Ware House)
dibeberapa daerah yang memiliki posisi yang strategis. Strategi
pemasaran yang digunakan untuk mencapai penambahan jumlah konsumen secara
global yang didasarkan pada keyakinan bahwa konsumen akan membeli produk
adalah Strategi 4A, yaitu dimana produk
yang dihasilkan harus Avaibility (tersedia),
Affordability (harga terjangkau),
Acceptability (dapa diterima), dan Addaptability (berdaya adaptasi).
a)
Kegiatan Promosi
Promosi
(menurut Wikipedia ) adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan
menarik calon konsumen untuk membeli
atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi,
produsen atau distributor
mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Tujuan promosi diantaranya adalah:
• Menyebarkan
informasi produk kepada target pasar potensial
• Untuk
mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
• Untuk
mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
• Untuk
menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
• Membedakan
serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
• Membentuk
citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
• Mengubah
tingkah laku dan pendapat konsumen.
Nah, dari ketujuh tujuan promosi diatas,
berikut adalah 50 teknik promosi website yang nantinya akan berisi profil
bisnis penjualan spirit drink. Sehingga, begitu mereka mengakses website,
sekaligus mempromosikan usaha penjualan di website tersebut.
Ketika melakukan aktivitas promosi yang
disebutkan dibawah, jangan lupa untuk selalu memberitahukan alamat website
kepada calon konsumen.
•
Memasang iklan baris di koran.
•
Memasang iklan di buku telepon ( yellow pages).
•
Menyebarkan katalog promosi dan iklan di pusat perkulakan.
•
Mendekati calon konsumen lewat telepon secara aktif.
•
Mendatangi langsung konsumen yang potensial.
• Berpromosi
lewat surat ( direct mail ).
•
Menjadi pembicara di seminar, dan bicarakan hal-hal yang hanya dikuasai.
•
Menjadi pembicara tamu acara dialog di radio.
•
Membuat data konsumen lengkap dengan alamat dan kontaknya. Jaga terus agar
tetap up to date.
•
Membangun citra perusahaan dengan kop surat yang menarik.
•
Merancang brosur yang menjelaskan keuntungan produk.
•
Mengembangkan cara pemesanan lewat jarak jauh ( delivery) seperti lewat surat,
email, SMS, Telpon, BBM atau media lainnya
•
Membuat tempat khusus untuk memamerkan usaha Penjualan spirit drink
•
Merancang pemasaran jarak jauh ( telemarketing )
•
Membuat logo perusahaan sesuai dengan citra yang dibangun
•
Menerbitkan bulletin yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki, paling tidak 3
bulan sekali
•
Mencetak kalender dan membagikannya sebagai souvenir.
•
Membuat kampanye sosial yang berkaitan dengan bisnis penjualan spirit drink.
•
Membuat stiker dengan logo dan slogan perusahaan dan membagikannya
•
Membuat kaos dengan logo dan nama perusahaan lalu membagikannya.
• Menjajaki
promosi dengan perusahaan lain yang bukan pesaing.
•
Memasang iklan di media cetak mingguan atau bulanan seperti majalah, bulletin,
atau tabloid.
•
Memanfaatkan promosi patungan untuk menghemat biaya promosi
•
Berterimakasih pada konsumen dengan mengirimi surat
•
Menjaga hubungan dengan konsumen dengan mengirimkan kartu ucapan
•
Memasang profil perusahaan di Koran dan majalah yang biasa di baca calon
konsumen sasaran
•
Menyewa agen periklanan atau humas ( Public Relation )
•
Menyelenggarakan kontes atau sayembara yang bersifat promosi
•
Menyelenggarakan seminar yang khusus membahas produk atau jasa yang ada di
perusahaan
•
Menyelipkan brosur, katalog promosi atau bahan promosi lain ke dalam tagihan
yang dikirim
•
Mencari calon konsumen di pameran-pameran.
•
Mencari calon konsumen di perkumpulan atau komunitas yang berhubungan dengan
bisnis penjualan spirit drink
•
Mencari calon konsumen di seminar-seminar.
•
Mencari konsumen potensial di majalah atau koran
•
Mengemas brosur, daftar harga, dan surat menyurat dalam tempat khusus untuk
konsumen.
•
Memasang papan penunjuk yang mengarahkan ke kantor.
•
Menyebarkan brosur yang diselipkan di wiper kaca mobil.
•
Mencetak kalimat bersifat promosi pada kertas promosi atau amplop.
•
Memasang logo dan nama perusahaan di kendaraan perusahaan.
•
Membuat daftar produk, lengkap dengan gambar.
•
Menyiapkan video tentang profil perusahaan.
•
Menyiapkan proposal yang ditawarkan untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen.
•
Menyiapkan contoh produk gratisan.
• Menyediakan
kesempatan pada calon konsumen untuk melihat-lihat proses produksi.
•
Mensponsori acara amal.
•
Menyebarkan kartu nama ke kenalan, saudara, teman, atau siapa saja.
•
Membuat mug dan membagikannya sebagai cinderamata
•
Membuat topi sebagai hadiah
•
Menerbangkan balon berisi logo perusahaan pada acara-acara tertentu
•
Beriklan di media elektronik seperti radio dan televisi
•
Pasang papan iklan di reklame, halte bus, dan tempat-tempat strategis
Demikianlah 51 cara promosi bisnis
Penjualan spirit drink dan strategi pemasarannya.
b) Layanan Konsumen
PT.
Retaprif Indonesia menyelenggarakan
Customer Service System(CSS), sistem pelayanan pelanggan didesain untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus menerus terhadap
produkproduk spirit drink dengan
menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan
kebutuhan mereka masingmasing yaitu dengan menyelenggarakan layanan prima (Service Excelence) kepada setiap konsumen
yaitu dengan memperlakukan
konsumen dengan sebaikbaiknya.
c) Layanan Pendingin Produk
Riset
membuktikan bahwa 90% konsumen spirit drink lebih menyukai membeli produk
spirit drink dalam keadaan dingin. Hal
ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat
penting dalam meningkatkan penjualan.
4.2 Lokasi
Pemasaran
Lokasi sangat menentukan keberhasilan
bisnis . Pasalnya, dengan lokasi yang strategis memperbesar peluang untuk mendapatkan konsumen.
Sebaliknya, jika lokasi kurang bagus
penjualan kurang maksimal.
Berikut beberapa hal yang perlu
dicermati saat memilih lokasi bisnis:
1. Mendekati konsumen potensial
Lokasi
bisnis yang di pilih harus mendekati konsumen yang di bidik. Misalnya berbisnis
penjualan spirit drink, usahakan lokasi
dekat dengan pusat Perbelanjaan atau Tempat Pariwisata.
2. Tingkat kepadatan penduduk
Indikator
besar kesuksesan usaha terletak di
besarnya potensi pasar yang di tuju.
Makin padat suatu lokasi, makin banyak populasi manusia yang bisa menjadi
pelanggan/konsumen.
3. Tingkat ekonomi
Pilihkah
lokasi dengan mayoritas pendapatan penduduk yang berpenghasilan menengah ke
atas. Dengan lokasi seperti itu, penjualan akan stabil karena banyak konsumen
potensial yang mampu membeli produk spirit drink.
4. Mudah diakses
Lokasi
usaha yang baik adalah yang mudah dikenali dan mudah diakses. Sebaiknya,
memasang tanda seperti plang atau spanduk yang menarik.
5. Tingkat kompetisi
Perhatikan
seberapa besar kompetisi usaha sejenis di lokasi yang di jadikan tempat
berbisnis. Jika di lokasi tersebut banyak pesaing yang menawarkan produk
sejenis, peluang mendapatkan pelanggan
akan mengecil. Jika itu satu-satunya lokasi yang di miliki, pastikan produk
yang di tawarkan memiliki banyak keunggulan dibanding kompetitor yang lain.
4.4 Klasifikasi Ekonomi
Berdasarkan Klasifikasi ekonominya, PT Retaprif indonesia
melakukan pemasaran ke masyarakat berekonomi rendah dan menengah.
1.
Keuntungan
perusahaan
Keuntungan Pabrik
Setiap Bulan
§
Total hasil penjualan Spirit Drink Strawbery
Spirit Drink Strawbery
= Total hasil penjualan /kirim x 30 hari/bulan
=
Rp. Rp.3.500.000.000 x
30
=
Rp .105.000.000.000,-
§
Total biaya bahan baku
dan lain-lain/bulan
Total
biaya/bulan = Biaya bahan baku + Biaya
lain-lain
= Rp. 358.950.000 + Rp.
471.800.000
= Rp.830.750.000.,-
Laba = Total hasil penjualan – Total biaya bahan
baku
= Rp. 105.000.000.000 – Rp. 830.750.000
= Rp. 104.169.250.000.000.000,-
Jadi, keuntungan pabrik
setiap bulan dari hasil produk Minuman
Berkarbonasi adalah Rp 104.269.250.000.000.000,-
Keuntungan pabrik
setiap tahun
Laba = Keuntungan/bulan x 12 bulan
= Rp. 104.269.250.000.000.000
x 12
= Rp.
1.250.031.000.000.000.000,-
Jadi, keuntungan pabrik
setiap tahun dari hasil produk Minuman
Berkarbonasi adalah
1.250.031.000.000.000.000 ,-